Jumat, 12 November 2010

Pemeliharaan Allah Di Saat Sulit

 (1 Raja-Raja 17:1-6)

Pendahuluan
          Tahun 2009 dunia dikagetkan dengan krisis global yang datang dari Amerika Serikat. Imbasnya hampir semua bidang kehidupan terkenan dampak dari krisis tersebut. Krisis yang terjadi menimbulkan gelombang PHK yang sangat,,,banyak pabrik dan perusahaan yang tutup sehingga banyak orang yang kehilangan pekerjaan.  Dan satu hal yang tidak dapat kita pungkiri adalah bertambahnya angka kejahatan dan tindakan kriminal.
          Melihat setiap peristiwa yang sudah terjadi, saya memberikan satu kesimpulan bahwa ini merupakan disiplin dari Tuhan atas segala macam dosa yang diperbuat oleh umat manusia yang semakin hari semakin bertambah jahat. Di beberapa Negara yang notabenenya Negara Kristen seperti Belanda, Prancis, Jerman, Inggris, dan juga Amerika Serikat terjadi penurunan moral yang sangat drastis. Seks bebas adalah kehidupan yang sudah biasa, dan sekarang sudah disahkannya pernikahan homoseksual. Kekristenan mengalami penurunan, di dunia barat banyak gereja yang kosong dan akhirnya dijadikan museum. Kita mengamini Firman Tuhan bahwa setiap ada dosa maka di situ ada penghukumam inilah yang namanya keadilan.  Seperti yang saya katakan di awal bahwa krisis yang terjadi sekarang adalah penghukuman Tuhan atas dosa umat manusia. Jika kita melihat kembali apa yang pernah terjadi dengan penghukuman Allah atas dosa Sodom-Gomora, Nuh dengan air bah. Itu semua penghukuman atas dosa..
          Di dalam teks yang 1 Raja-Raja 17:1-5 terjadi peristiwa yaitu kemarau panjang melanda Kerajaan  Israel. Pada masa itu yang menjadi raja adalah Ahab. Di dalam masa pemerintahannya bangsa Israel jatuh ke dalam berbagai macam dosa. Penyembahan berhala terjadi di mana-mana sehingga bangsa Israel semakin jauh dari Tuhan. Mereka terus melakukan perbuatan yang sangat dibenci Tuhan. Ahablah yang membawa mereka untuk menyembah berhala. Melihat dosa yang diperbuat bangsa Israel, maka Tuhan mengutus Elia untuk menemui Ahab untuk menyatakan penghukuman atas dosa yang mereka perbuat. Elia langsung menjatuhkan vonis bahwa tidak akan terjadi hujan kecuali Elia mengatakannya. Maka terjadi kemarau panjang yang lamanya kira-kira tiga tahun setengah dan sudah bisa ditebak terjadilah krisis air. Dalam kesempatan ini saya ingin mengajak kita semua untuk merenungkan bahwa Allah tidak pernah meninggalkan kita bahkan di saat situasi paling sulit sekalipun. Oleh karena itu kita akan merenungkan satu tema yaitu pemeliharaan Allah di saat sulit. Bukti-bukti pemeliharaan Allah yaitu:

Menyediakan tempat berlindung (ayat 1-3)
          Saat kemarau terjadi sudah pasti krisis air. Kita dapat membayangkan bagaimana situasi di Timur  Tengah yang sebagian besar adalah padang  pasir. Udara pasti sangat panas, tanaman layu dan akhirnya mati demikian juga dengan binatang karena tidak memperoleh makanan. Ini merupakan masa yang sangat sukar. Karena kemarau yang terjadi lamanya tiga tahun setengah, suatu masa yang cukup lama. Situasi seperti ini bukan hanya kekurangan air, tetapi juga bahan makanan. Kalaupun ada makanan bagaimana cara mengolahnya jika tidak air. Kita  mungkin mampu bertahan beberapa hari tanpa makan, tetapi sulit untuk bertahan jika tanpa air. Air adalah unsur yang vital bagi kehidupan manusia.
Ketika terjadi kemarau, biasanya juga dibarengi dengan datangnya berbagai jenis penyakit. Di tengah situasi yang demikan Elia sang nabi Tuhan pasti sangat menderita. Apakah Tuhan  membiarkan Elia menderita??? Tidak. Justru di tengah situasi yang demikian Allah menyuruh Elia untuk pergi ke tepi sungai Kerit (ayat 3). Mengapa Tuhan menyuruh pergi ke tepi sungai??? Jawaban sederhana yaitu supaya Elia tidak kesulitan air. Tetapi lebih dari itu Allah ingin menyatakan kuasa pemeliharaan-Nya. Singkat cerita Elia pun pergi ke tempat yang Tuhan suruh. Di tepi sungai Kerit untuk sementara Elia tidak kekurangan air karena tinggal di tepi sungai dan sudah pasti airnya cukup banyak.
Apa kesulitan yang kita alami sekarang???Masih mampukah kita terus hidup di dalam Tuhan, beriman kepada Tuhan. Kita harus meyakini bahwa Tuhan tidak pernah kekurangan cara untuk menolong orang-orang yang Dia kasihi yaitu saudara dan saya. Ingatlah selalu akan janji-Nya bahwa Dia tidak pernah meninggalkan kita berjalan sendirian. Dia Allah yang Immanuel, Allah yang selalu beserta dengan kita. Kapanpun dan dimanapun kita berada. Dia akan menuntun kita ke tempat perteduhan seperti yang sudah Ia lakukan terhadap Elia. Marilah kita menyerahkan hidup kepada Allah dan hidup mengandalkan Dia.


Mencukupkan segala kebutuhan (ayat 4)
Masa kemarau panjang yang dihadapi Elia tidak hanya menimbulkan kesulitan air tetapi juga makanan.  Jika kita baca ayat selanjutnya diceritakan bahwa saking lamanya kemarau air di sungai Kerit menjadi kering. Elia yang kini tinggal di tepi sungai kerit tentu membutuhkan makanan. Tetapi darimana ia harus mendapatkan makanan??? Saudara masalah makanan Elia itu menjadi urusan Tuhan. Pada akhirnya kita dapat melihat bagaimana cara Tuhan mencukupkan kebutuhan Elia. Sungguh sangat ajaib. Yaitu dengan memakai burung gagak untuk membawa roti dan daging. Bagian ini kita lihat di pembahasan selanjutnya.
Saudara saya yakin bahwa kita pun seringkali mengalami berbagai macam tantangan dan kesulitan hidup. Mungkin sekarang kita bergumul dengan keluarga, ekonomi yang semakin susah, pekerjaan, atau pun tantangan lain yang datang silih berganti. Satu-satunya sandaran kita adalah hanya pada Tuhan saja. Jikalau dulu Elia mengalami masa yang cukup sukar ditolong Tuhan, maka Tuhan yang sama pun akan menolong kita dari berbagai macam beban dan pergumulan yang sekarang kita hadapi. Milikilah hubungan yang akrab dengan Tuhan sehingga kita dapat menemukan apa yang Tuhan mau  kita lakukan. Dia Allah yang kita sembah adalah Yehova Jire Allah yang selalu senantiasa mencukupi kebutuhan hidup kita. Jika kita mempunyai dosa yang belum dibereskan segera bereskan supaya tidak menjadi penghalang berkat Tuhan bagi hidup kita.
Saya ingin menceritaka satu peristiwa tentang seorang pendeta di China yang dipenjara selama beberapa tahun. Karena banyak penganiayaan terhadap orang-orang Kristen di China, maka banyak di antara mereka yang ditangkap. Dan yang paling diburu adalah para pendeta. Ada seorang pendeta yang ditangkap kemudian dipenjarakan. Di dalam penjara dia tidak diberi makan. Tetapi di dalam keadaan yang demikian ia terus berdoa meminta pertolongan Tuhan. Ketika ia sudah sangat menderita kelaparan di dalam penjara, ia terus meyakini bahwa Allah tidak akan pernah meninggalkannya. Di penjara tempat ia berada banyak tikus yang sering mengambil makanan di gudang dan melewati penjara di mana ia berada. Satu malam ketika tikus itu lewat dengan  membawa roti, tiba-tiba roti yang sedang digigitnya terjatuh persis di depan si pendeta. Malam kedua juga terjadi hal yang sama, malam ketiga juga terjadi bahkan sampai berbulan-bulan. Roti yang jatuh itu kemudian dimakan oleh si pendeta sehingga ia tidak mati kelaparan. Dan hal itu menimbulkan rasa heran dari para penjaga. Saudara saya meyakini bahwa ini salah satu cara Tuhan menjaga hambanya dari kelaparan.
Pernahkah kita merasa kekurangan di dalam hidup kita??? Atau pernahkah kita mengalami kesulitan hidup tetapi justru Allah berkarya secara nyata. Sehingga kita terlepas dari kesulitan hidup yang kita alami. Mari kita terus bersandar kepada Allah dan percayalah bahwa Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita.
         
Menolong dengan cara yang ajaib (ayat 5-6)
          Di depan kita sudah membahas bahwa di dalam kondisi kemarau panjang Elia tidak kekurangan air. Sekarang kita akanm melihat bagaimana cara Tuhan mencukupkan makanannya. Sebagai Allah yang mahakuasa, Allah menolong Elia dengan cara yang sangat ajaib yaitu melalui burung gagak yang membawa daging dan roti. Setiap pagi dan petang (ayat 6). Ada sesuatu yang sangat menarik terjadi pada burung gagak. Pertama burung gagak adalah jenis burung yang dianggap haram, tetapi justru Allah memakainya untuk memelihara Elia. Kedua, burung gagak adalah jenis burung yang memakan daging, tetapi sekarang malah membawa daging untuk dimakan oleh Elia. Ketika saya merenungkan ini, sungguh membuat saya  kagum akan kebesaran Allah, dengan cara yang Ia kerjakan ketika menolong Elia. Cara kerja tidak bisa kita selami. Timbul satu pertanyaan yang juga mengapa Elia mengalami pertolongan yang sangat ajaib??? Jawabannya adalah karena Elia taat pada semua yang Tuhan  ia kerjakan (ayat 5).
          Kembali pada pertolongan ajaib yang dialami Elia, ini memberitahukan kepada kita bahwa Tuhan tidak pernah kekurangan cara di dalam menolong kita. Dunia ini milik Tuhan termasuk hidup kita. Hanya untuk mencukupi kebutuhan dari setiap hamba-Nya itu kecil buat Tuhan. Saya tidak tahu kesulitan yang saudara alami, tetapi satu hal yang saya yakini bahwa Tuhan tidak pernah kekurangan cara untuk menolong saudara dari beban hidup.  Kiranya pemeliharaan yang telah Allah lakukan terhadap Elia dapat menghibur setiap kita. Jangan pernah ragu untuk mempercaya Tuhan Yesus, karena Dia adalah Allah yang hidup, yang selalu memperhatikan setiap anak-anak-Nya. Sungguh kita adalah orang-orang yang berbahagia karena dijaga, dipelihara, dan selalu disertai Tuhan. Kiranya Tuhan memberkati saudara sekalian, Soli De Gloria.

Sabtu, 06 November 2010

Kesombongan Rohani



                  Lukas 18:9-14
            Menurut kamus bahasa Indonesia kata sombong berarti menghargai diri secara berlebihan. Akibat dari penghargaan diri sendiri adalah memandang rendah orang lain. Kesombongan identik dengan selalu mengandalkan kekuatan diri sendiri.  Kesombongan adalah salah satu sifat yang sangat dibenci oleh Tuhan.  Bahkan Tuhan tidak segan2 untuk menghukum orang2 yang menyombongkan dirinya. Contohnya adalah raja Herodes yang sedang berpidato dengan menyebut dirinya adalah Tuhan, lalu dihukum Tuhan dengan sambaran petir. Selain Herodes di dalam Alkitab orang2 Farisi adalah orang2 yang selalu tampil dengan kesombongan.  Mari kita lihat lebih dalam tentang orang2 farisi.
             Ciri2 kesombongan rohani (Orang Farisi)
            Orang farisi yang sedang berdoa itu ternyata seorang yang sangat sombong. Berkaitan dengan kesombongan rohani maka ada beberapa ciri yang dapat kita lihat.  
Menganggap diri benar.
Kesombongan rohani dimulai dengan sikap menganggap diri benar.  Kaum Farisi digambarkan sebagai pengamat dan penegak hukum Taurat yang sangat teliti.  Dengan kepatuhannya terhadap hukum tertulis dan hukum lisan semakin membuat orang ini merasa dirinya manusia sempurna. Dalam gulungan naskah-naskah Laut Mati, kaum Farisi dikatakan sebagai kaum yang suka mencari dan memerhatikan hal-hal yang sangat kecil (ingat peristiwa bagaimana orang2 farisi menegur murid2 Yesus yang makan tanpa mencuci tangan terlebih dahulu).   Mereka menjadi pengamat pelaksanaan hukum yang sangat teliti, karena mereka memiliki kerangka berpikir bahwa Allah mencintai orang yang taat hukum  dan menghukum yang tidak patuh. Ketika melihat orang lain menderita mereka biasanya langsung memberikan vonis bahwa orang tersebut  menderita karena dosa. Ingat peristiwa Yesus menyembuhan seorang buta, menurut orang Farisi orang yang buta itu karena dosa.
Menurut para ahli, kaum Farisi adalah perkembangan dari kelompok Hasidim.  Kelompok Hasidim adalah kelompok yang menganggap diri mereka sebagai orang beragama yang saleh.   Karena mereka menganggap dirinya saleh, maka Kelompok Hasidim memisahkan diri dari orang biasa. Mereka membentuk satu komonitas dan selalu membawa pemisahan. Orang Farisi sering mengkritik Tuhan Yesus karena sering berkumpul dengan orang2 berdosa dan para pemungut cukai.
Menurut kitab Talmud   orang Farisi dibagi ke dalam beberapa tipe.  Ada jenis orang Farisi yang menyombongkan kebaikan-kebaikannya.  Ada juga orang Farisi yang memalingkan wajahnya untuk menghindari melihat perempuan.   Ada orang Farisi yang sering mengangguk-anggukan kepalanya seolah-olah bijaksana.  Ada orang Farisi yang menghitung kebaikannya,  Ada orang Farisi yang mematuhi Allah karena takut.  Ada orang Farisi yang mematuhi Allah karena mengasihi Allah.
Dalam kaitannya dengan kehidupan kita. Di saat kita mengangga diri benar, maka kita harus berhati2 karena kita sudah masuk di dalam satu zona kesombongan. Ingat bahwa status kita di hadapan Tuhan adalah manusia yang sangat berdosa dan sangat tidak layak. Dilihat dari segi keadilan yang paling pantas untuk orang2 berdosa adalah hukuman. Kekristenan hancur ketika orang2 kristen menganggap dirinya benar. Inilah yang pernah terjadi di India. Tentu kita pernah mendengar cerita bagaimana seorang tokoh nasional India bernama Mahatma Gandhi sangat mengagumi ajaran2 dari Tuhan Yesus. Setiap hari ia pergi, maka buku wajib yang dibawanya adalah Alkitab perjanjian baru. Beberapa kali Gandhi ingin pergi ke gereja, tetapi penerima tamu selalu mengusirnya. Hal itu membuat Gandhi sangat kecewa. Ia mengatakan seandainya orang2 kristen hidup seperti kristus, maka dunia ini akan dipenuhi oleh kekristenan. Orang2 kristen yang dilihat oleh Gandhi tidak menjadi berkat karena kesombongannya.
Dalam kaitannya dengan gereja. Salah masalah yang terus terjadi di Indonesia adalah setiap gereja menganggap dirinya benar, dan menganggap gereja yang lain salah.  Jika ada gereja yang sampai sekarang masih punya anggapan yang demikian, maka itulah gereja yang sombong. Seorang pendeta yang sangat terkenal dari bernama John Wesley juga terjebak dengan pola piker ini. Dia menganggap gereja yang ia dirikan yaitu gereja Metodis adalah satu2nya gereja yang paling benar. Sepintas kehidupan orang2 metodis pada waktu memang sangat menonjol. Mereka hidup saleh dan kesalehan orang2 metodis sangat terkenal di daratan Eropa pada masa itu. Tetapi satu ketika John Wesley bermimpi pergi ke surga dengan ditemani oleh seorang malaikat Tuhan. Sesampainya di surga John Wesley melihat ada banyak orang. Lalu ia bertanya kepada malaikat yang membawanya ada di sini orang presbiterian, dengan santai malakai menjawab tidak ada, (orang kharismatik, orang pantekosta, orang baptis). Lalu dengan muka penasaran dia bertanya adakah orang2 metodis. Malaikat pun tetap menjawab tidak ada. Lalu dengan penuh ketegangan dia kembali bertanya lalu dari gereja mana orang2 yang di surga itu, malakat menjawabnya dengan mengatakan bahwa orang2 yang di surge adalah orang2 yang percaya kepada Tuhan Yesus. John Wesley terdiam lalu kemudian ia menyadari bahwa tidak ada gunanya menganggap gerejanya yang paling benar.
Isi doanya memuji diri sendiri
            Ciri kesombongan rohani berikutnya dapat kita lihat dari isi doa yang dipanjatkannya. Seharusnya doa dipanjatkan untuk memuji kebesaran Allah, karena ia adalah raja atas semua ciptaan. Sehingga segala puji, hormat, dan kemulian hanya untuk Tuhan. Apakah doa yang berisikan pemujaan terhadap Allah ada di dalam doa orang farisi ini? Sama sekali tidak.  Kita kata2 di dalam doanya.
Aku tidak sama seperti semua orang lain. Ingat pola pikir orang farisi, mereka sangat memandang rendah orang lain. Dan bangga dengan hidupnya sendiri yang sedemikian saleh dan tanpa cacat.
Bukan perampok. Hidupnya saleh sudah pasti jauh dari yang namanya perampokan.
Bukan orang lalim. Lalim identik dengan sifat keras kepala yang disertai dengan kebodohan dan pikiran yang sempit.
Bukan pezinah. Hukum farisi jika ada orang yang ketahuan berbuat zinah maka harus dirajam dengan  batu sampai mati. Ingat peristiwa seorang perempuan yang hendak dilempar batu di dalam kita Yohanes.
Bukan juga seperti pemungut cukai ini. Sekarang orang farisi ini dengan terang2an menunjukkan sikap tidak sukanya dengan pemungut cukai, sehingga ia membandingkan hidup.
Aku berpuasa dua kali seminggu. Menurut ajaran Tuhan Yesus, jika kita berpuasa, maka haruslah memakai minyak sehingga tidak dilihat dan tidak ketahuan kita sedang berpuasa. Dengan kata lain lakukan puasa denga tersembunyi sehingga tidak diketahui orang lain. Jika kehidupan puasa digembar-gemborkan maka itulah kesombongan.
Aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilan.  Setiap kita wajib untuk memberikan perpuluhan dan persembahan tetapi harus dengan kerelaan hati. Tuhan Yesus menyampaikan etika di dalam member yaitu, apa yang diberikan oleh tangan kanan tidak boleh diketahui oleh tangan kiri. Dengan kata lain saat kita memberi untuk pekerjaan Tuhan tidak perlu memberitahukan kepada semua orang. Cukuplah kita sendiri yang tahu.
            Itulah isi doa orang farisi yang memegahkan dirinya sendiri. Melihat doa yang demikian Tuhan Yesus berkata bahwa orang farisi yang meninggikan dirinya di hadapanh Allah, akan direndahkan dan doanya tidak dijawab oleh Tuhan.
Pemungut Cukai
Pemungut Cukai (dalam bahasa Yunani publicani) adalah istilah yang digunakan bagi orang yang bertugas mengumpulkan pajak dari masyarakat Yahudi untuk diserahkan kepada pemerintahRomawi di Palestina sekitar abad pertama.  Dengan demikian, pemungut cukai adalah petugas pajak, dan merupakan salah satu jenis pekerjaan di masyarakat Yahudi waktu itu.  Akan tetapi, profesi pemungut cukai dipandang buruk oleh masyarakat Yahudi di sekitar mereka, bahkan cenderung dibenci oleh rakyat.  Alasan dibencinya para pemungut cukai setidaknya ada tiga:
1.Ditariknya pajak dibenci oleh rakyat sebab memberatkan mereka
2.Pemungut cukai menarik pajak untuk pemerintah Romawi yang dianggap musuh oleh rakyat
3.Cara yang digunakan para pemungut cukai sangat kejam dan tidak adil
Seorang pemungut cukai bukanlah orang sembarangan, sebab mereka perlu memiliki kemampuan menulis, membaca, dan berhitung. Selain itu, mereka perlu memiliki kemampuan untuk berhubungan dengan orang-orang, baik pejabat pemerintahan maupun rakyat biasa. Karena mereka berasal dari masyarakat, mereka dituntut untuk tidak terlalu menindas rakyat mereka sendiri namun sekaligus menghindari dari pejabat pemerintah yang korup. Meskipun demikian, para pemungut cukai tetap dianggap sebagai pengkhianat oleh masyarakat Yahudi, apalagi jika pemungut cukai terlalu berlebihan dalam menarik pajak untuk memperkaya diri mereka sendiri.
Menyadari dirinya sebagai orang berdosa.
 Pemungut cukai datang ke hadapan Tuhan dengan hati nyang hancur karena ia sadar akan hidupnya yang sangat berdosa. Ketika ia berdoa, ia sujud dan merasa dirinya tidak layak untuk berdiri dan mengkat tangannya. Bahkan ia memukul dirinya, karena begitu dalam penyesalannya akan dosa. Ia berduka dan sangat sedih, hatinya hancur. Saat kita datang ke hadapan Tuhan, maka satu hal yang harus kita sadari yaitu kita adalah orang berdosa. Kita tidak alasan untuk meninggikan diri.
Meminta pengampunan dari Tuhan.
            Setelah menyadari kalau ternyata dirinya adalah manusia yang sangat berdosa, pemungut cukai tersebut berharap Tuhan mengampuni dosa2nya. Tidak cukup baginya untuk sadar akan dosa. Kesadaran akan dosa harus diikuti dengan kemauan untuk membereskan dosa. Di sekeliling kita saya yakin banyak orang yang sadar akan kesalahannya, akan dosa2nya. Tetapi sedikit yang mau memperbaiki diri dari kesalahan dan dosa yang sudah diperbuatnya.
            Akhirnya kita bisa melihat bagaimana Allah menerima doa pemungut cukai dan kemudian membenarkannya. Mari kita dating ke hadapan Tuhan dengan sikap hati yang menyadari keberdosaan kita dan mari kita terus meminta Tuhan yang memperbaharui hati kita. Soli Deo Gloria.

Rabu, 13 Oktober 2010

Cara Kerja Tuhan

(Yoh 5:1-18)
Oleh:Joni Pardede
Pendahuluan
Semua manusia pasti mempunyai masalah tersendiri, begitu juga dengan kita anak-anak Tuhan. Masalah yang kita hadapi mungkin sakit yang tak kunjung sembuh, rumah tangga tidak harmonis, susahnya mencari pekerjaan, atau kita kehilangan orang2 yang kita kasihi. Kita mungkin sudah merasa jenuh dengan permasalahan yang kita hadapi tersebut. Karena tidak ada orang yang memperhatikan kita, tidak ada orang yang menolong kita, semua orang tidak mau tahu dengan kehidupan kita. Bahkan orang2 yang terdekat dengan kita pun tidak memperhatikan kita. Kita tahu bahwa Tuhan Yesus berkuasa melakukan banyak perkara di dalam kehidupan kita. Tetapi kita tidak mengalami kuasa itu. Kita berharap bahwa ada sebuah pertolongan yang dapat melepaskan kita dari permasalahan tersebut tetapi pertolongan tidak kunjung datang. Namun dibalik semua masalah yang kita hadapi, tahukah saudara bahwa Tuhan sudah menyediakan waktu yang terbaik untuk menolong kita. Saat ini kita akan belajar bagaimana cara kerja Tuhan di dalam melepaskan kita dari setiap permasalahan yang kita hadapi. Mari  bersama kita membuka Alkitab kita dari Injil Yohanes 5:1-18. Pada  bagian firman Tuhan ini ada dua pribadi yang akan pelajari bersama. Yang pertama adalah pribadi Tuhan Yesus.
Pribadi Tuhan Yesus yang dapat kita pelajari
            Tuhan Yesus adalah pribadi yang sangat mengerti dengan kehidupan kita. Dia selalu memperdulikan kita. Dia tidak pernah terlambat memberikan kita pertolongan. Dari pembacaan kita tadi kita dapat melihat bagaimana kepedulian Yesus akan penderitaan kita.  Kisah penyembuhan di kolam Betesda agak berbeda dengan kisah2 penyembuhan yang sering dilakukan oleh Tuhan Yesus. Mari kita melihat apa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus:
Menawarkan kesembuhan (6-7)
            Di dalam bagian ini menceritakan situasi di kolam Betesda. Di kolam itu ada banyak orang sakit berkumpul untuk mencari kesembuhan. Karena sering ada Malaikat Tuhan yang menggoncang air kolam sesudah itu jika ada orang yang masuk ke dalam kolam maka dia akan sembuh. Diceritakan juga di situ ada seseorang yang sudah 38 tahun sakit. Dia seorang yang lumpuh. Dan karena kelumpuhannya itu, ia selalu gagal masuk ke dalam kolam jika ada Malaikat yang menggoncang air kolam itu. 38 tahun bukan waktu yang sebentar. Apalagi dalam kondisi sakit. Ditambah lagi dengan tidak ada orang yang mau peduli. Keluarganya sendiri pun tidak ada yang datang membantu. Yesus tahu betul apa yang paling dibutuhkan oleh orang lumpuh itu. Yesus tahu apa yang harus Dia lakukan. Dari sekian banyak orang sakit yang ada di tempat itu Yesus hanya datang dan menghampiri orang yang lumpuh itu dan kemudian menawarkan kesembuhan. Inilah merupakan bukti kepedulian Tuhan Yesus terhadap orang lumpuh itu. Biasanya ketika Tuhan Yesus menyembuhkan seseorang, maka orang yang sakit yang datang kepadaNya tetapi kali ini justru Tuhan Yesus yang datang dan menawarkan kesembuhan. Sungguh Dia sangat peduli dengan kehidupan kita.  Saudara yang dikasihi Tuhan pernahkah kita menyadari bahwa Tuhan sangat mengerti dan sangat...sangat peduli dengan permasalah kita. Pernahkah kita memikirkan bahwa ketika kita sedang menghadapi permasalah Tuhan Yesus datang menghampiri kita,memberikan jalan keluar dan melepaskan kita dari beban hidup yang begitu berat. Jangan kita hanya mendengar dari orang bahwa Tuhan Yesus itu berkuasa tetapi mari kita mengalami sendiri kuasa Allah dalam kehidupan kita.
Memberikan perintah yang tidak masuk akal (8)
            Sesudah Tuhan Yesus menawarkan kesembuhan kepada orang lumpuh itu, Dia kemudian memberikan suatu perintah yang tidak masuk akal. Apa perintahNya? Ada tiga perintah yang yang diberikan oleh Tuhan (8). 1.Bangunlah. 2. Angkatlah tilammu. 3. Berjalanlah. Ini merupakan perintah yang tidak masuk akal. Mengapa? Karena menyuruh orang yang sedang lumpuh bangun, mengangkat tilam, dan berjalan. Ini tidak mungkin dilakukan. Mungkin orang lumpuh ini mengatakan kalau Tuhan Yesus itu gila karena menyuruhnya berjalan padahal dia lumpuh. Tetapi tidak ada yang mustahil untuk Tuhan Yesus lakukan. Dia Allah yang berkuasa, Dia sanggup melakukan apa yang tidak dapat kita lakukan. Tetapi otak kita yang terbatas ini tidak dapat memahami kemahakuasaan Allah yang tidak terbatas itu. Pernahkah Tuhan menyuruh kita melakukan hal yang sepertinya tidak bisa kita lakukan atau pernahkah kita mempunyai pengalaman di mana Tuhan memerintahkan kita untuk melakukan hal yang tdk masuk akal seperti perintahNya kepada orang lumpuh itu. Tetapi apa yang kemudian terjadi? orang lumpuh itu melakukan apa yang Tuhan Yesus perintahkan dan mujizat terjadi. Ia disembuhkan, ia mengalami kuasa Allah. Saya mau katakan kepada kita bahwa Tuhan menjawab permasalahan kita dengan cara yang selama ini tidak pernah kita pikirkan. Tetapi ingat kita pun harus taat dengan apa yang Ia perintahkan.
Memperingatkan supaya tidak hidup lagi di dalam dosa (15)
            Setelah  orang lumpuh itu sembuh ia kemudian pergi. Tetapi ceritanya tidak berhenti sampai di situ. Ada masalah lain yang muncul. Apa masalahnya? Masalahnya adalah Yesus menyembuhkan orang lumpuh pada hari sabat. Hari sabat adalah hari di mana orang yahudi tidak bekerja. Itulah sebabnya mereka menegur orang lumpuh yang sedang memikul tilamnya. Tetapi orang lumpuh itu tidak mau dipersalahkan, ia mengatakan bahwa orang yang telah menyembuhkannya yang menyuruhnya memikul tilam. Dia tidak tahu kalau itu Tuhan Yesus. Tetapi ketika ia kembali bertemu dengan Tuhan Yesus di Bait Allah. Ia ditegur oleh Tuhan jangan lagi hidup di dalam dosa supaya tidak terjadi hal yang lebuh buruk lagi. Rupanya orang lumpuh ini sering melakukan dosa karena itu Tuhan Yesus menegurnya. Ketika kita sudah hidup di dalam Tuhan maka itu berarti kita membenci dosa, kita meninggalkan dosa. Karena dosa selalu mendatangkan keburukan bagi kita dan Tuhan tidak mau bersekutu dengan dosa. Itulah sebabnya Ia menegur orang lumpuh itu. Mari kita mengoreksi kehidupan kita apakah masih ada dosa yang kita lakukan atau apakah kita hidup di dalam dosa sehingga kita mengalami banyak hal yang buruk terjadi di dalam kehidupan kita. Jika masih ada dosa di dalam kehidupan kita maka tidak ada cara lain kita harus meninggalkannya.
Pribadi orang yang lumpuh
Kehilangan pengharapan (7)
            Orang lumpuh itu diceritakan sudah mengalami sakit selama 38 tahun. Secara manusia sangatlah wajar jika ia putus asa dengan keadaannya. Ketika ada Malaikat yang datang untuk menggoncang air kolam orang2 sakit yang ada di situ lebih dahulu masuk ke dalam kolam sehingga ia selalu tidak berhasil. Saya berpikir  pasti ia berteriak minta tolong dengan orang2 yang ada di sekitar untuk menurunkannya ke dalam kolam tetapi ia tidak dipedulikan. Dengan kondisi yang demikian ia mulai kehilangan pengharapan. Sangat sulit bagi dirinya untuk bersaing dengan orang2 sakit yang lainnya karena ia lumpuh. Ketika Tuhan Yesus menghampirinya dan menawarkan kesembuhan ia menjawab bahwa tidak ada orang yang menurunkannya ke dalam kolam. Ia hanya berpikir bahwa hanya dengan turun ke dalam kolam yang sudah digoncangkan oleh Malaikat itu ia dapat sembuh. Ia tidak tahu jika Tuhan Yesus berkuasa, itulah sebabnya ia menjawab bahwa tidak ada yang menurunkannya. Seringkali di dalam kehidupan ini kita pun berpikir bahwa hanya cara yang sering kita lihat yang dapat menyelesaikan masalah kita. Kita lupa jika kita mempunyai Allah yang hidup, Allah yang berkuasa, Allah yang sangat mengerti dengan keadaan kita, Allah yang sanggup menyelesaikan segala perkara di dalam kehidupan kita. Sehingga kita menjadi orang yang tidak mempunyai pengharapan lagi. Mari kita menggantungkan harapan kita hanya kepada Tuhan Yesus saja.
Tidak tahu berterimakasih (10-11)
            Ketika ia sudah sembuh, ia tidak mengucapkan syukur kepada Allah, ia kemudian berjalan dan  bertemu dengan orang Yahudi. Orang2 yahudi bertanya kepadanya mengapa ia memikul tilamnya pada hari sabat. Seakan tidak mau dipersalahkan ia mengatakan bahwa orang yang sudah menyembuhkannyalah yang menyuruhnya mengangkat tilam. Ia takut dengan orang Yahudi. Sehingga ia mempersalahkan Tuhan Yesus yang telah menyuruhnya mengangkat tilam. Bahkan ia tidak mengenal Tuhan Yesus, dan ia tidak berterima kasih untuk kesembuhan yang telah terjadi pada dirinya. Biasanya di dalam kisah penyembuhan yang sering dilakukan oleh Tuhan Yesus, orang yang sudah mendapat kesembuhan mengikut Dia, memuliakan Dia, bahkan tidak jarang bersaksi kepada orang lain atas karya penyembuhan yang telah dikerjakan Tuhan di dalam hidupnya sehingga mereka bersukacita. Orang lumpuh ini sama sekali tidak menunjukkan rasa terima kasihnya kepada Tuhan. Hal ini sering terjadi di dalam kehidupan kita. Ketika kita menerima berkat Tuhan, kita lupa untuk bersyukur, kita melupakan Tuhan. Ketika kita menghadapi masalah kita katakan jika masalah saya selesai saya akan setia beribadah, setia melayani, setia memberi persembahan. Tetapi ketika Tuhan menyelesaikan masalah kita, kita lupa pada janji yang pernah kita buat di hadapan Tuhan. Hendaknya di dalam segala sesuatu yang telah kita terima dari Tuhan kita patut mengucap syukur.
Memiliki kerohanian buruk (12-15)
            Mengapa orang lumpuh itu tidak tahu berterima kasih, itu dilatarbelakangi dengan kehidupan kerohaniannya yang buruk. Pada waktu itu Yesus sudah dikenal oleh banyak orang karena banyak mujizat yang dibuatNya termasuk di dalam mengadakan penyembuhan, pengajaran2Nya yang sangat menggugah hati orang banyak. Tetapi ia tidak tahu akan hal itu. Sehingga ketika ia ditanyai oleh orang Yahudi ia tidak tahu siapa yang telah menyembuhkannya. Ketika ia kembali bertemu dengan Tuhan Yesus, Tuhan Yesus menegurnya supaya ia tidak berbuat dosa lagi sehingga tidak terjadi hal yang lebih buruk lagi dalam kehidupannya. Bpk/i dan saudara sekalian salah satu penyebab mengapa kita  tidak mengalami kuasa Tuhan adalah karena dosa. Di dalam kita Yesaya 59:1-2 dikatakan bahwa yang menjadi pemisah antara kita dengan Allah adalah karena dosa dan pelanggaran kita. Mari kita melihat kehidupan kerohanian kita. Apakah kerohanian kita bertumbuh dengan baik? Apakah setiap hari kita beri makanan rohani yaitu firman Tuhan? Mari kita sama2 mengoreksi kehidupan kerohanian kita.
Kesimpulan
            Tuhan Yesus sangat mengasihi hidup kita, Ia tahu kapan waktunya menolong kita, ia tidak pernah meninggalkan kita, dan ia berkuasa melepaskan kita dari setiap beban hidup yang kita alami. Ia akan memberikan jalan keluar ketika kita menghadapi permasalahan dengan cara yang sungguh heran dan ajaib. Ia mau kita taat kepada firmanNya, Ia mau kita meninggalkan dosa kita.Tuhan Yesus memberkati kita semua. Siapkah kita mengikuti apa yang dikehendaki oleh Allah???Tuhan memberkati.Amin.





Senin, 11 Oktober 2010

Kepedulian Tuhan Atas Dukacita

Lukas 7:11-17 
Pendahuluan
            Kita tidak dapat menyangkali  satu fakta yaitu betapa sulitnya hidup di dalam dunia ini. Pencobaan, masalah, serta dukacita itu seakan tidak pernah terpisah dari kehidupan kita. Kadang di saat kita sedang dalam kebahagiaan, dukacita datang mengambil kebahagiaan kita. Bahkan tidak jarang kita harus berpisah dengan orang yang sangat berarti di dalam hidup kita dengan cara yang sangat menyakitkan.  Mungkin ada anggota keluarga kita yang meninggal dengan tiba-tiba, sehingga kita merasa sangat kehilangan. Di dalam situasi seperti wajar jika kita jatuh di dalam kesedihan yang mendalam, wajar jika airmata terus mengalir karena itu semua ungkapan hati dan perasaan atas apa peristiwa yang memilukan terjadi dalam hidup kita. Di tengah dukacita yang kita alami, saya mau memberikan kepada kita semua bahwa ada satu pribadi yang selalu bersama dengan kita, menguatkan kita, bahkan selalu memberikan penghiburan. Diala Tuhan Yesus Allah yang sangat memperdulikan penderitaan umat manusia.
            Dari pembacaan   Firman Tuhan hari ini kita akan melihat bagaimana figur dari Tuhan Yesus. Sebagai Allah yang menjadi manusia Ia sangat dikagumi banyak orang, sehingga kemana pun Ia pergi orang banyak pasti berbondong-bondong datang untuk mendengarkan ajaran-Nya dan melihat mujizat-mujizat yang sering Ia lakukan.  Ada juga orang yang datang untuk mendapatkan kesembuhan. Ketika Tuhan Yesus tiba di Nain ada seorang janda yang sedang berada dalam suasana dukacita yang mendalam karena anaknya yang sangat ia kasihi meninggal. Melihat kejadian ini apakah yang dilakukan oleh Tuhan Yesus??? Setidak ada tiga hal yang dilakukan oleh Tuhan Yesus sebagai wujud kepedulian-Nya terhadap penderitaan manusia. Marika kita lihat satu persatu.

Memiliki hati yang penuh belas  kasihan.ay 13.
            Ketika melihat bagaimana kesedihan janda di Nain yang ditinggalkan anak tercintanya, hati Tuhan Yesus tersentuh. Bagi janda tersebut anak satu-satunya itu merupakan milikinya yang paling berharga. Ia sudah kehilangan suaminya, dan sudah pasti itu membuat sangat kehilangan. Bukan hanya kehilangan seorang suami tetapi juga kehilangan seorang menghidupi ia dan anaknya. Pasti itu sangat menyakitkan. Dan sekarang anak tercinta juga dipanggil oleh Tuhan dalam kematian. Kesedihan yang ia rasakan pasti sangat mendalam. Mungkin ia merasa lebih baik jika ia juga mati daripada terus-menerus mengalami dukacita yang datang beruntun menimpa hidupnya.  Di dalam perjalanan menuju ke pemakaman anaknya orang banyak pun turut serta dan yang mereka dapat melihat bagaimana kesedihan yang dirasakan oleh si janda yang malang. Saya yakin mereka juga ikut menghibur dan memberikan dukungan untuk janda tersebut. Tetapi ini hanya sebatas apa yang mereka dapat lakukan.
            Saudara yang dikasihi oleh Tuhan, di dalam situasi dukacita yang mendalam ini Tuhan Yesus hadir dan Ia pun terharu menyaksikan betapa malangnya hidup si janda karena ditinggal anak tercinta. Alkitab mencatata di ayat yang ke-13 bahwa hati Tuhan Yesus tergerak oleh karena belas kasihan-Nya akan penderitaan dan kesedihan yang dialami oleh si janda. Ayat ini menjadi penghiburan bagi setiap kita bahwa ketika kita mengalami penderitaan, dukacita dan berbagai macam beban dan kesulitan hidup Tuhan Yesus setia memperhatikan kita. Dia tidak pernah meninggalkan kita di dalam apa pun yang kita alami. Dia tidak pernah membiarkan kita berjalan sendirian. Di dalam Ibrani 5:15 dikatakan bahwa Tuhan Yesus adalah imam yang turut merasakan kelemahan hidup kita. Sungguh kita mengucap syukur mempunyai Allah yang setia, Allah penuh kasih, Allah yang pedulia, Allah yang berbelas kasihan dengan penderitaan kita. Dengan pemahaman ini membawa kita pada satu keyakinan untuk terus mempercayakan diri sepenuhnya ke dalam tangan Tuhan. Mari kita terus mengandalkan Tuhan di dalam setiap permasalahan yang kita hadapi.

Memberikan penghiburan.ay 13.
            Saya yakin dengan pasti bahwa ketika janda tersebut mengiringi orang banyak yang membawa jenasah anaknya itu ke pemakaman, ia juga dihibur oleh orang-orang yang menyaksikan kesedihan yang dialaminya. Bahkan kita sendiri juga ketika melihat saudara kita berada di dalam dukacita, kita pasti melakukan hal yang sama yaitu memberika dukungan dan kata-kata penghiburan. Dan setidaknya orang mengalami dukacita merasa bahwa dirinya ternyata tidak sendiri. Masih ada orang yang dapat ikut merasakan apa yang dialaminya. Tetapi sekarang bagaimana perasaan kita jika Tuhan Yesus sendiri datang dan hadir lalu Ia juga memberikan kata-kata penghiburan. Apa yang kita rasakan??? Pasti kita merasa senang. Demikian juga dengan janda yang ditinggal anaknya. Tuhan Yesus memberikan penghiburan dengan berkata “jangan takut” (ayat 13). Ketika Tuhan yang mengatakan jangan takut berarti masih ada harapan dan pasti akan selalu ada jalan bersama Tuhan. Dia yang menciptakan kita. Dia tahu cara yang paling baik untuk melepaskan kita dari berbagai permasalahan dan beban hidup. Jangan takut juga berbicara mengenai Allah mahakuasa, sehingga dengan pemahaman ini membuat kita dapat memperoleh ketenangan dan rasa aman menjalani hidup di dunia yang penuh penderitaan seperti yang kita hadapi sekarang ini.
            Saudara apa yang kita hadapi sekarang??? Ekonomi, keluarga, pekerjaan, pendidikan, sakit-penyakit serahkan semuanya ke dalam tangan Tuhan. Jangan takut itu janji-Nya bagi setiap kita. Ketika kita berjalan bersaman dengan Tuhan, di situ beban hidup kita menjadi ringan. Dia akan memampukan kita menghadapi setiap permasalahan dan beban hidup. Janganlah kita terus berada di dalam ketakutan, tetapi serahkan ketakutan itu ke dalam tangan Tuhan.

Menolong dengan kuasaNya.ay 14.
            Salah satu hal yang membuat Tuhan Yesus begitu dikenal orang banyak adalah Dia berkuasa melakukan hal-hal yang tidak dapat dilakukan oleh guru mana pun yang pernah ada. Kuasa yang Dia punyai seringkali ia gunakan untuk menyembuhkan orang sakit, membuat berbagai macam mujizat. Melihat kenyataan ini, kita tidak boleh melupakan satu hal yang sangat penting bahwa Yesus adalah Allah sendiri yang menjelma menjadi manusia. Itulah sebabnya banyak hal-hal yang hanya dapat dilakukan oleh Allah Yesus juga dapat melakukannya karena Dia Allah yang mahakuasa.
            Di awal kita sudah melihat bagaimana belas kasihan Yesus terhadap si janda yang malang itu, Yesus juga memberikan penghiburan secara pribadi dan sekarang tibalah kita pada satu hal yang sangat menarik dari kejadian ini yaitu: Yesus membangkitkan anak yang sudah meninggal. Karena Dia Allah yang mahakuasa, Dia cukup memberi perintah saja kepada anak yang sudah meninggal dan hasilnya anak yang sudah siap untuk dimakamkan ternyata mendengar apa yang Tuhan Yesus katakan dan dia bangkit dari kematiannya. Mujizat membangkitkan anak di Nain ini mirip dengan ketika Tuhan Yesus membangkitkan Lazarus yang sudah meninggal beberapa hari dan sudah berada di dalam kubur (Yoh 11). Tuhan Yesus cukup memberi perintah dan Lazarus juga bangkit dari kematiannya. Kuasa yang dimiliki Tuhan Yesus tidak dapat ditandingi oleh siapapun. Kuasa itu ada di dalam perkataan-Nya, yaitu firman-Nya.
            Saudara betapa kita menjadi orang yang sangat berbahagia oleh karena mempunyai Allah yang hidup, Allah yang berkuasa, Allah yang sanggup melepaskan segala permasalah hidup kita. Pemahaman ini hendaknya semakin menuntun hidup kita untuk terus berserah pada pimpinan Tuhan. Oleh karena itu jangan ada keraguan untuk mengikut Tuhan Yesus. Jadikan Dia sebagai Tuhan  di dalam hidup kita dan Ia akan menolong kita dengan kuasa-Nya.

Hasil dari tindakan Tuhan Yesus adalah Allah dimuliakan.ay 16-17
            Setiap hal yang Yesus lakukan hanya untuk satu tujuan yaitu memuliakan Allah. Ketika Ia sudah membangkitkan anak yang sudah meninggal, orang2orang yang menyaksikan peristiwa tersebut terheran-heran, kaget, takut,  dan yang pasti mereka meyakini bahwa Allah sekarang melawat umat-Nya (ayat 16). Peristiwa itu membuat nama Yesus menjadi sangat terkenal di daerah Yudea dan sekitanya (ayat 17).
            Saudara yang dikasihi Tuhan, di dalam setiap tindakan yang kita lakukan apakah Allah sudah dimuliakan??? Sudahkah orang yang melihat tindakan kita juga memuliakan Allah???sudahkan kita menjadi berkat bagi lingkungan di mana kita berada??? Ingat bahwa panggilan kita adalah menjadi garam dan terang dunia. Sudahkah garam yang ada pada kita berfungsi dengan baik???Sudahkah terang yang kita punyai bersinar dengan baik atau malah padam??? Kiranya kita semua mengoreksi diri secara pribadi, merenungkan akan panggilan kita sebagai pembawa kasih Allah bagi dunia yang sedang terluka seperti saat saat ini. Tuhan memberkati. Soli Deo Gloria.

Rabu, 29 September 2010

Makna Penderitaan Dalam Iman Kristen

Ayub 1-2
            Ada satu fakta  yang sering terjadi dan bahkan pernah kita lihat, kita dengar  di sekitar kita dan terkadang kita alami di dalam kehidupan sendiri yaitu seringkali orang yang sungguh-sungguh hidup di dalam Tuhan tetapi malah hidup dengan berbagai macam penderitaan. Dengan fenomena ini wajar jika bertanya mengapa Tuhan membiarkan anak-anakNya menderita. Bukankah Allah Mahakuasa, Mahatahu, dan Maha segala-galanya. Tetapi mengapa Tuhan diam dan seolah-olah tidak berbuat apa-apa. Jika kita melihat di dalam Alkitab pun banyak anak-anak Tuhan yang menderita orang-orang Kristen di masa gereja mula-mula setiap hari diperhadapkan dengan maut, bahkan sepanjang perjalanan sejarah gereja ribuan anak-anak Tuhan selalu penuh dengan penderitaan. Benarkah Tuhan diam dan tidak peduli serta membiarkan anak-anakNya menderita? Menjawab pertanyaan ini mari kita mendalami kehidupan seorang tokoh Alkitab yang sangat terkenal yaitu Ayub.
Siapakah Ayub?
            Untuk mengetahui siapakah Ayub mari kita kehidupannya dari beberapa sisi sehingga kita mendapat gambaran yang jelas dan gamblang.  
Segi Sosial. Ayub adalah orang yang sangat saleh, jujur serta ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.
Dari catatan Alkitab kita tidak mendapat cacat dari kehidupan Ayub. Saya berani menyimpulkan kalau Ayub juga seorang yang sangat dermawan, karena ia mempunyai banyak budak dan sejumlah pekerja. Secara logika kita berpikir jika seseorang yang mempunyai banyak usaha dan banyak orang yang mau menjadi pekerjanya itu karena bosnya baik dan mungkin setiap bulan diberi bonus-bonus istimewa. Mungkin saja dia juga seorang donator yang sering member sumbangan-sumbangan yang tidak sedikit jumlahnya.
Segi harta. Ayub adalah seorang yang sangat kaya di daerah Us. Ia mempunyai  memiliki tujuh ribu ekor kambing domba, tiga ribu ekor unta, lima ratus pasang lembu, lima ratus keledai betina dan budak-budak dalam jumlah yang sangat besar, sehingga orang itu adalah yang terkaya dari semua orang di sebelah timur (Ayub 1:3). Tidak salah jika memberi dia julukan konglomerat pada zaman itu. Jika bandingkan dengan kehidupan beberapa orang sekarang, ada orang yang kaya karena korupsi dan ini marak terjadi di Indonesia. Sebut saja Gayus Tambunan yang mempunyai harta sebanyak 77 milyar dari hasil korupsinya.
Segi  Rohani. Ayub hidup di dalam kerohanian yang sangat kuat. Ini terbukti dari caranya yang selalu mempersembahkan korban kepada Allah. Ia menjalankan fungsi imam dari satu keluarga dengan tanpa cacat cela. Setiap hari ia selalu berdoa kepada Allah dan terus meminta pengampunan dan pengudusan untuk semua keluarganya. Karena ia takut jika anak-anaknya melakukan dosa, itulah sebabnya ia sendiri dengan penuh kerendahan hati dating kepada Tuhan.
Segi keluarga. Dari segi keluarga Ayub juga diberkati dengan  tujuh anak laki-laki dan tiga anak perempuan (Ayub 1:2). Dari jaman dahulu sampai sekarang kehadiran anak di tengah keluarga sangat penting. Karena anak adalah lambang dari berkat Tuhan atas satu keluarga. Nah Ayub sungguh sangat diberkati  bukan? Banyak keluarga sekarang yang bercerai karena tidak bisa mempunyai keturunan. Banyak kasus perselingkuhan terjadi juga karena tidak bisa mempunyai keturunan.
            Dari keterangan di atas Ayub nyaris menjadi manusia yang tanpa kekurangan. Sungguh bahagia jika hidup seperti Ayub. Namun apa yang Ayub alami ternyata sangat diluar dugaan kita. Ia ditimpa musibah beruntun. Mari kita lihat satu-persatu musibah yang menimpa hidupnya.

Musibah pertama, para gembala Ayub diserang oleh orang-orang Syeba (Ayub 1:15). Orang-orang Syeba tidak hanya membunuh para gembala tetapi juga menjarah ternak yang sedang mereka gembalakan.
Musibah kedua, gembala dan ternaknya disambar api dari langit (Ayub 1:16). Ini merupakan peristiwa yang sangat mengerikan yang pernah saya baca.
Musibah ketiga, orang-orang Kasdim menyerang dan membunuh para gembala dan menjarah semua ternak yang sedang mereka gembalan (Ayub 1:17).
Musibah keempat, anak-anak Ayub yang sedang berpesta diterpa angin puting beliung yang menhancurkan rumah mereka dan lebih tragis lagi mereka meninggal tertimpa reruntuhan rumah (Ayub 1:19).
Musibah kelima, Ayub terkena penyakit kulit yang sangat kronis sehingga dari kaki sampai kepalanya membusuk (Ayub 2:7).
Musibah keenam, Ayub diejek dan disuruh untuk menyangkal Tuhan bahkan mungkin saja ditinggalkan oleh istrinya (Ayub 2:9). Sayang sungguh sayang   istrinya  adalah orang sangat dekat dan harus memberikan dukungan dan semangat tetapi malah membuat Ayub semakin tertekan.
            Ayub yang begitu kaya, tiba-tiba menjadi miskin dan kehabisan harta benda dan anak-anaknya hanya dalam kurun waktu beberepa jam. Jika Ayub adalah seorang pengidap penyakit jantung saya yakin waktu mendengar setiap demi laporan yang isinya adalah kabar duka secara beruntun Ayub pasti terkena serangan jantung dan pada akhirnya meninggal di tempat. Seandainya Ayub adalah seorang yang mengidap hipertensi saya setelah mendengar kabar itu, dia tidak akan jauh dari strok. Jika orang yang selalu kuatir, dia mungkin saja pingsan di tempat. Saudara jika kita mengalami musibah beruntun seperti yang terjadi menimpa Ayub apakah reaksi kita?? Mungkin tidak jauh-jauh dari yang saya di atas. Jantungan, strok, pingsan, atau bahkan meninggal. Saudara tentu kita masih ingat dengan satu peristiwa yang menggemparkan di beberapa tahun yang lalu di Amerika Serikat tepatnya waktu krisis global. Seorang pria  membunuh istri dan lima anaknya sebelum menembak kepalanya sendiri. Aksi itu diduga akibat si pria tidak sanggup menahan beban ekonomi yang teramat berat. Pembunuhan keluarga itu terjadi di sebuah rumah di Wilmington, kawasan pinggiran Los Angeles, California, Selasa (27/1). Pria yang teridentifikasi sebagai Irvine Lupo itu diduga lebih dulu menembak istri lalu secara bergiliran kelima anaknya. Terakhir, Lupo melesakkan peluru ke kepalanya. Lupo mengaku, ia dan istrinya baru saja dipecat dari pekerjaan teknisi kesehatan. Disebutkan juga, perempuan itu menyarankan agar membunuh anak-anak mereka lalu bunuh diri. “Mengapa harus meninggalkan anak-anak dengan orang asing? Kami menganggur dan anak-anak di bawah delapan tahun tidak punya tempat tinggal. Jadi inilah kami. Oh Tuhanku, tidak adakah harapan bagi anak janda?” Selain pasangan suami istri itu, polisi menemukan dua bocah laki-laki kembar berusia 2 tahun, gadis 5 tahun kembar, dan seorang gadis 8 tahun. Saudara kita melihat bahwa betapa mengerikannya rekasi seseorang yang kehilangan harapan pada saat mengahadapi masalah hidup.
Melihat respon Ayub yang langsung mengoyakkan jubahnya dan sujud berlutut di hadapan Tuhan lalu menyadari bahwa semua yang dia punya berasal dari Tuhan  dan bahkan ia memuji Tuhan ini sungguh merupakan satu teladan hidup yang sangat sangat indah. Sebagai orang yang dekat dengan Tuhan dan setia beribadah dan selalu senantiasa menyembah Allah dalam hidupnya itulah yang membuat Ayub tidak ragu memuji Tuhan dan selalu berpikiran positif. Bagaimana dengan kita?
            Dibalik semua penderitaan yang Ayub alami memberikan kita pelajaran tentang penderitaan. Kita semua pasti mengamini bahwa Tuhan pasti merancang kebaikan di dalam hidup kita. Walau kadang banyak hal tidak kita mengerti, dalam banyak hal kesulitan, tantangan, musibah, kegagalan dan lain sebagainya kita tahu bahwa itu semua berada di dalam kendali Tuhan. Kembali ke hidup Ayub mari kita makna dari penderitaan yang Ayub alami.

Arti dari penderitaan adalah seperti berikut:
1.      Penderitaan dipakai Allah untuk menguji iman.
            Sebagai seorang anak Tuhan yang sangat taat beribadah dan menyembah Tuhan iman Ayub perlu ujian. Selama hidupnya Ayub tidak pernah mengalami tantangan dan masalah dari mana pun. Ini terjadi karena Tuhan selalu menyertai dan memberkati setiap hal yang Ayub kerjakan. Lebih dari itu semua, karena juga selalu mengedepan sikap hidup yang jujur. Sehingga tidak heran usahanya maju pesat. Di dalam kondisi yang serba aman, hidup enak, usahanya diberkati dan nyaris semua hal yang dijalaninya berjalan dengan baik rasanya tidak terlalu sulit untuk hidup di dalam ucapan syukur dan terus setia kepada Tuhan. Karena tidak ada yang membuat Ayub meragukan kuasa Tuhan. Nah iman itu sekarang diuji dengan penderitaan. Kita dapat melihat bahwa semua yang Ayub punyai hilang dalam waktu sekejap mata.
            Dengan semua musibah yang dialaminya itu, kita tahu bahwa Ayub tetap setia kepada Tuhan. Rasanya tidak jika menyebut Ayub berhasil dengan baik melewati ujian terhadap imannya. Terbukti ia tetap memuji Tuhan dan menyadari bahwa semua yang ia miliki adalah semata-mata titipan dari Tuhan. Sehingga kapan saja Tuhan mau mengambilnya Ayub sudah mempersiapkan mentalnya.
 Saudara kisah Ayub ini memberikan kita pelajaran penting bahwa  Tuhan selalu ingin menguji kualitas iman kita.  Ujian yang dipakai Tuhan bermacam-macam. Pertama kita melihat bagaimana Allah menguji iman Ayub dengan harta, kesuksesan dan rasa aman. Jika melihat sekarang beberapa orang tertentu ketika melihat usahanya maju pesat terkadang lupa dengan kebaikan Tuhan sehingga waktunya dihabiskan untuk mengurus harta dan yang paling parah lupa untuk beribadah kepada Tuhan. Karena setiap hari sibuk dengan berbagai macam urusan dan bisnis. itulah sebabnya sering kita mendengar dan menyaksikan sendiri bahwa dering hp lebih penting dari firman Tuhan yang sedang diberitakan. Tidak sedikit orang yang menjadi  kaya kemudian merasa hidupnya tidak membutuhkan Tuhan. Ayub ternyata bukan orang yang gila harta, ia tetap sadar bahwa Tuhan adalah segala-galanya, jauh di atas kekayaannya. Bagaimana dengan kita? Ketika hidup kita aman, nyaman, dan nyaris semua hal yang kita kerjakan sukses. Mampukah kita untuk tetap setia mengikut Tuhan atau justru kita mulai mengesampingkan Tuhan?
Kedua Allah kemudian menguji iman Ayub dengan mendatangkan malapetaka dan musibah beruntun seperti yang sudah kita lihat pembahasan sebelumnya.  Dengan musibah yang dialaminya apakah Ayub meninggalkan Tuhan? Tidak. Tidak sama sekali. Ayub justru menyembah Tuhan dengan sikap sujud. Di dalam penderitaan yang dialaminya iman Ayub tidak goyah. Banyak orang mampu bertahan ketika dicoba dengan segala macam kesuksesan, kemewahan dan juga rasa aman, tetapi yang mampu bertahan dengan kondisi sulit sangat sedikit. Hanya orang yang dekat dengan Tuhan yang sungguh dapat mempercayakan hidupnya ke dalam tangan Tuhan. Saudara tentu kita masih ingat dengan satu peristiwa yang sangat tragis terjadi di Amerika Serikat di awal krisis global sekitar 2 tahun yang lalu. Seorang bapak yang dipecat dari pekerjaannya membunuh anaknya, istrinya, kemudian ia bunuh diri. Mengapa ini terjadi? Karena pria tersebut tidak mampu menghadapi kenyataan ia harus dipecat dari pekerjaannya. Pikirannya sempit, dipecat dari pekerjaan, dia piker tamatlah sudah semuanya. Dia tidak menggantungkan hidupnya kepada Tuhan. Itulah sebabnya ia tidak memiliki harapan akan haris esok. Sangat menyedihkan nasib orang-orang yang seperti ini. Pekerjaan menjadi segala-galanya, sehingga ketika pekerjaan hilang ia pun putus asa dan menyerah untuk menjalani hidup. Ia lupa dengan Tuhan yang penuh kuasa. Mari kita memahami bahwa Allah menguji iman kita tidak hanya dengan kekayaan, kemakmuran, dan rasa aman serta hidup penuh dengan berkat tetapi juga dengan penderitaan dengan demikian kita tetap teguh di dalam iman percaya kita kepada Tuhan Yesus yang kita sembah.

2. Penderitaan dipakai Allah untuk mempermalukan iblis.
            Satu hal yang harus kita sadari ketika membaca kisah Ayub bahwa iblis ternyata dipakai Allah untuk mendatangkan penderitaan Allah. Pekerjaan iblis selalu mendatangkan berbagai macam penderitaan bagi manusia. Iblis mendustai manusia, mendakwa manusia dengan dosa, mendiami, dan merasuki seseorang inilah yangs sering ditemui oleh Yesus semasa pelayananNya di bumi. Di dalam kisah Ayub ini waktu terjadi dialog antara iblis dengan Allah, menurut iblis Ayub menjadi orang yang setia karena pertolongan Tuhan dalam beberapa hal seperti berikut:
Pertama, rasa aman (Ayub 1:10). Di dalam pandangan iblis adalah wajar jika Ayub teguh beriman kepada Tuhan, karena Tuhan yang melindungi dan memagari rumahnya dari berbagai macam marabahaya. Ayub dapat hidup dengan tenang, aman, dan tanpa gangguan apa pun dari pihak luar. Iblis meminta kepada Tuhan untuk tidak lagi memberikan rasa aman, maka Ayub akan meninggalkan Tuhan.
Kedua, berkat di dalam pekerjaan (Ayub 1:10). Argumentasi kedua dari iblis yaitu Ayub bertahan dan setia kepada Tuhan karena hidup dan pekerjaannya diberkati oleh Tuhan. Dengan kata lain jika Tuhan  tidak memberkati hidupnya, Ayub tidak akan menyembah Tuhan.
            Dengan kedua alasan itu, iblis kemudian meminta Tuhan untuk mencabut berkatNya dari kehidupan Ayub dan tidak lagi memberi perlindungan maka Ayub pasti akan meninggalkan Tuhan. Kita  melihat bahwa ternyata iblis selalu berusaha untuk menjatuhkan iman dari setiap anak-anak Tuhan.  Akihrnya kita melihat bahwa Tuhan kemudian mengijinkan iblis menjalankan rencananya untuk mendatangkan penderitaan bagi Ayub. Tetapi satu hal yang harus kita pegang teguh bahwa iblis sama sekali tidak berkuasa atas nyawa Ayub. Apa yang diperbuat iblis di dalam hidup Ayub terjadi karena ijin Tuhan. Sepintas kita melihat bahwa iblis sukses menghancurkan semua yang Ayub miliki yaitu harta dan keluarga serta tubuh Ayub sendiri. Di dalam kejadian ini kita melihat bahwa Tuhan memakai iblis untuk menguji iman Ayub. Itu berarti semua kekuasaan ada di tangan Tuhan. Termasuk pekerjaan setan pun dikendalikan oleh Tuhan. Pada akhirnya apa yang disampaikan oleh iblis tidak terjadi. Setelah iblis menghancurkan kehidupan Ayub, Ayub ternyata tetap memegang iman percayanya kepada Tuhan. Ini dapat kita lihat dari sikap Ayub pada bagian berikut “Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian sujudlah ia dan menyembah, katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut” (Ayub 1:20-22).
            Kemenangan ada dipihak anak Tuhan yang tetap setia sekali pun hidupnya hancur, sekalipun secara manusia sangat menderita, sekali pun semua yang dipunyainya hilang dengan cara yang sangat menyakitkan. Allah kemudian mempermalukan iblis dengan menunjukkan bahwa  Ayub tetap tegar dan terus berdiri teguh di dalam imannya. Saudara ingat bahwa Tuhan berpihak kepada anak-anakNya dan tidak membiarkan iman kita digoyahkan oleh pekerjaan iblis. Di dalam penderitaan yang kita alami,kita tetap setia kepada Tuhan, maka iblis dipermalukan.

3. Penderitaan dipakai Allah untuk menyatakan kuasaNya.
            Prinsip kebenaran berikutnya adalah di dalam penderitaan yang Ayub alami justru kuasa dan pemeliharaan Allah semakin nyata. Ingat bahwa iblis hanya dapat menghancurkan hal-hal yang lahiriah tetapi tidak dapat mengganggu iman dan nyawa yang diberikan Allah. Di dalam penderitaan yang Ayub alami, nyawa dan keselamatan Ayub sama sekali tidak terancam, tetapi semakin aman di dalam perlindungan Allah. Hal ini selaras dengan apa yang disampaikan oleh rasul Paulus di dalam Roma 8:35 Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?8:36 Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan."8:37 Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.8:38 Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang,8:39 atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
            Hidup di dalam Tuhan berarti kita berjalan di dalam anugrah berlimpah. Walau pun kita menderita oleh berbagai macam hal tetapi Allah tidak membiarkan kita melangkah sendirian. Semakin kita menderita maka semakin kuasa Allah menjadi sangat nyata kita rasakan. Allah tidak meninggalkan Ayub sendirian. Ia hadir, Ia menopang, Ia menguatkan bahkan senantiasa menghibur.  Saya yakin kita semua pernah diperhadapkan dengan berbagai macam masalah dan penderitaan, bukankah di saat-saat seperti itu kita benar-benar merasakan bahwa Tuhan itu sungguh teramat baik dan selalu hadir di hidup kita. Allah mempunyai ribuan cara untuk menolong dan memelihara hidup kita. Mari bersikap seperti Ayub ketika menghadapi permasalahan, terus memuji Tuhan, hidup di dalam ucapan syukur dan selalu punya keyakinan bahwa kehendak dan cara kerja  Tuhan adalah yang terbaik bagi hidup kita.